M.Haris Effendi MSi: From Medan With Dreams

Selamat Datang di Blog Saya. Wadah tumpahan pikiran, renungan, dan rasa dari anak Medan yang insyaAllah sebentar lagi akan mencapai mimpinya menyandang gelar Doktor di bidang science education dari The University of Queensland Brisbane Australia. Silahkan anda membaca tulisan di blog ini semoga ada manfaat yang bisa anda petik darinya. Terimakasih

Friday, June 26, 2009

Selamat Jalan Michael

Saya sangat menyenangi lagu-lagu Michael Jackson.
Hari ini, Jumat 25 Juni 2009 dia telah wafat.

Untuk mengenang kepergiannya yang untuk selamanya, maka
saya coba menuliskan lirik sebuah lagu Michael Jackson yang
berjudul "One day in your life".

Lagu ini adalah salah satu lagu favorit saya dan
sangat membekas dihati saya, seolah-oleh dia sejak lama telah menitipkan
pesan agar para penggemarnya selalu mengingat dia selamanya.

One Day In Your Life

One day in your life
You'll remember a place
someone touching your face
You'll come back
and you'll look around you

One day in your life
You'll remember the love
you found here

Reff :
You'll remember me somehow
Though you dont need me now
I will stay in your heart
And when things fall apart
You'll remember one day

One day in your life
when you find that
you're always waiting
for the love we used to share
Just call my name
and I'll be there

to Reff

One day in your life
when you find that
you're always lonely
for the love we used to share
Just call my name
and I'll be there

Demikian. Selamat jalan Michael, Rest In Peace.

Lagu dapat dilihat di link ini :
http://www.youtube.com/watch?v=kf7Ewi7A2oM

Debat Presiden (tentang Mie Instant ?)

Setelah disuguhi debat putaran pertama yang monoton, maka pada tanggal 25 Juni 2009, bangsa Indonesia kembali disuguhi debat presiden putaran kedua. Debat kali ini dipandu oleh moderator baru, Dr. Aviliani, seorang ekonom muda dari Jakarta.

Debat kembali terbagi pada beberapa segment dimana pada segment 1 dan 2, ketiga capres diberi pertanyaan yang sama dan mereka bergantian menjawabnya, namun pada segment ke 3, ketiga capres diberi kesempatan untuk mengkritik jawaban capres lainnya atas sebuah pertanyaan.

Terlihat ada kemajuan dari sisi mutu pertanyaan karena ternyata sang moderator tidak hanya menyusun sendiri peretanyaan-pertanyaan yang akan dimajukan namun beliau juga mengumpulkannya dari internet termasuk facebook, email, dll, sehingga terkesan lebih berani. Juga perbaikan dari metode debat dimana moderator berani meminta para capres untuk menyatakan diri dan pendapatnya berbeda dari pendapat capres lainnya, dan terbukti metode inilah yang telah memancing debat yang lumayan panas dan menghibur.

Dari sisi jawaban, para capres juga terlihat lebih mapan dan mantap dalam menjawab, namun bukan berarti tanpa kekurangan.

Bu Mega, sudah lebih terarah dalam memberikan jawaban dan lebih percaya diri. Namun sayang beliau masih tetap kurang memiliki data tentang kondisi ekonomi bangsa Indonesia. Hal ini dapat menambah stigma negatif bagi dirinya sebagai capres yang tidak memiliki pendidikan tinggi. Tidak dapat dipastikan apakah beliau tidak dapat menunjukkan data karena beliau tidak memiliki akses terhadap data-data yang beliau butuhkan, apakah karena beliau tidak merasa perlu untuk menunjukkan data, atau mungkin beliau memang tidak ingin bersusah payah mengingat segunung data kondisi ekonomi sebagaimana yang dimiliki capres-capres lainnya. Sayang sekali.

Pak SBY, penampilan beliau semakin OK karena beliau dapat memaksimalkan waktu yang diberikan dan menjawab dengan sangat lugas dan tepat (beliau mengeluarkan slogan 'Lebih Tepat Lebih Baik'). Beliau juga menyuguhkan data-data kemajuan kondisi ekonomi bangsa Indonesia yang beliau klaim sebagai hasil prestasi selama pemerintahannya. Namun sayang, beliau juga belum berani memulai genderang perang dalam berdebat karena beliau lebih terfokus pada data-data kemajuan yang ingin beliau tampilkan sebagai prestasinya.

Pak JK, sang ayam jago dari timur, beliau inilah yang berani memulai peredebatan dengan melontarkan kritikan kepada Pak Boediono yang pernah tidak menyetujui pembangunan listrik 10.000 megawatt. Beliau juga berani unjuk gigi kepada SBY bahwa BLT adalah konsep dan usahanya, beliau juga berani mengkritik sebuah kebijakan Pak SBY di bidang ekonomi yang sampai sekarang belum dilaksanakan oleh timnya, dan yang lumayan lucu, ketika JK membahas masalah impor gandum, beliau menyindir iklan Pak SBY yang tidak nasionalis karena mencatut mie instan yang terbuat dari gandum yang masih diimpor dari Amerika. Hal ini sontak membuat para pemirsa terbahak-bahak dan mampu membuat wajah Pak SBY merah padam. Namun akhirnya, karena tak mau kalah dengan bawahan, pak SBY berapologi bahwa mie instan yang dimakan oleh Pak SBY telah dicampur singkong, wortel, dll. Sebuah apology yang kurang nalar dan terkesan hanya untuk membela diri, karena belum ada mie yang di campur singkong di Indonesia. Entah nanti kalau SBY menang lagi.

Memang satu-satunya cara bagi JK untuk dapat menunjukkan existensi dan prestasinya adalah hanya dengan menelikung SBY, walaupun terkesan kurang sopan. Caranya dengan menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang berperan dibalik beberapa prestasi pemerintah, juga dengan membuka rahasia dapur pemerintahan Pak SBY, seperti contoh Boediono yang tidak setuju dengan projek listrik, program-program yang tidak berjalan, dan lain-lain. Memang terkesan berkhianat, namun itulah politik, tidak saatnya JK bermesra-mesraan lebih lama denga SBY karena urgensi pemilu yang sudah semakin dekat. Namun akhirnya, Bu Mega menohok JK juga dengan menyatakan bahwa prestasi kerja JK selama kepemimpinannya tidak memuaskan, dan ini juga memancing gelak tawa pemirsa.

Akhirnya, kerinduan pemirsa akan sebuah debat yang memuaskan dan bermutu dapat terbayarkan, walaupun diselingin dengan canda dan tawa.

Demikian

Debat oh Presidenku


Pada tanggal 18 Juni 2009 telah dilaksanakan sebuah acara yang pertamakali pernah dilaksanakan dalam sejarah perjalanan politik bangsa Indonesia. Acara itu adalah Debat Calon Presiden Repulik Indonesia yang diselenggarakan di salah sebuah stasiun televisi swasta nasional di Jakarta.

Acara debat tersebut di pandu oleh seorang moderator yang telah dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, yaitu Dr. Anis Baswedan, rektor Universitas Paramadina Jakarta. Debat tersebut menampilkan 3 orang calon presiden yakni nomor urut 1. Megawati Sukarno Putri, nomor urut 2. Susilo Bambang Yudhoyono, dan nomor urut 3. Jusuf Kalla. Capres dengan nomor urut 2 dan 3 adalah calon incumbent dimana keduanya adalah pasangan presiden dan wakil presiden yang tengah memerintah dan akan mengakhiri jabatannya.

Debat tersebut berlangsung dalam beberapa sesi, dimana moderator memberikan pertanyaan yang berbeda kepada masing-masing capres, dan terlihat bahwa setiap capres berusaha semaksimal mungkin memberikan jawaban yang memuaskan sesuai dengan konteks pertanyaan tersebut. Namun sangat disayangkan bahwa acara tersebut belum dapat dikatakan sebuah debat yang bermutu namun lebih dekat kepada rembuk nasional ataupun diskusi menjelang pemilu karena jawaban dari ketiga calon terasa senada dan seirama, dan hanya menyentuh bagian superficial dari materi yang dipertanyakan oleh moderator. Selain itu juga terlihat tidak ada calon yang berani untuk menyanggah apalagi mengkritik calon lainnya, sehingga acara debat tersebut berakhir tanpa kesan yang diharapkan dapat menunjukkan kapabilitas dan ketegasan seorang pemimpin dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Bu Megawati terkesan sering memberi jawaban yang lebih subyektif dan juga sering terasa kurang mengenai inti permasalahan, serta diperparah dengan tidak mampunya beliau menunjukkan data. Hal ini mungkin dikarenakan posisi beliau yang berada sebagai oposisi yang jauh dari pusat kekuasaan sehingga kurang memiliki sumber data yang akurat. Sangat dapat dimaklumi.

Bapak SBY, dapat menjawab dengan cepat dan baik serta dibantu dengan data yang memadai. Mungkin karena beliau memang telah mempersiapkan data yang diperlukan sebelumnya atau memang beliau memiliki ingatan yang kuat akan data-data pembangunan Indonesia. Namun, beliau kurang berani membandingkan kemajuan yang diklaimnya telah diperoleh selama pemerintahannya dengan kondisi saat Ibu Megawati memerintah. Mungkin 'ewuh pakewuh' masih melekat erat dihati Pak SBY sebagai orang jawa, mantan menteri di era Bu Mega, dan sekaligus juga seterunya.

Bapak JK, juga lumayan dapat memberikan jawaban yang lugas dan cepat dan tidak berpikir terlalu lama (mengejawantahkan slogannya 'Lebih Cepat Lebih Baik'), serta dibantu dengan data-data yang memadai. Namun beliau juga kurang berani mengkritik pemerintahan sebelumnya dimasa Bu Mega dan juga pemerintahan sekarang dimana beliau berperan sebagai wakil presiden. Padahal dengan mengkritik pemerintahan sekarang maka yang terkena bukan dirinya pribadi tetapi akan mengenai langsung ke diri Pak SBY sebagai pucuk pimpinan.

Kalau demikian bagaimana pemirsa dapat menilai capres yang mana yang memiliki kapabilitas yang diharapkan serta program kerja yang menjanjikan.

Sehingga beberapa asumsi muncul sebagai faktor penyebab monotonnya acara debat tersebut. Pertama, mungkin karena ini adalah debat putaran pertama sehingga ketiga capres masih canggung untuk melakukannya. Kedua, mungkin karena moderator kurang mampu menyuguhkan permasalahan dan pertanyaan yang lebih menantang, serta kurang mampu memancing emosi para capres untuk saling membela dirinya dan menyalahkan capres lain. Ketiga, mungkin karena ketiga capres adalah orang timur yang sangat segan untuk membuka genderang perang dalam debat tersebut dengan mengkritik dan menyalahkan capres lainnya. Keempat, mungkin karena ketiga capres takut kehilangan wibawa jika terpeleset dan jatuh kepada tindakan tidak sopan karena mengkritik capres lain, yang akibatnya mereka dapat kehilangan simpati dari pendukungnya. Kelima, atau mungkin karena memang bangsa Indonesia tidak mampu melakukan sebuah debat yang benar yang diharapkan masyarakat. Memang didalam kurikulum pendidikan bangsa Indonesia baik written kurikulum maupun action kurikulum tidak pernah ada mencantumkan metode belajar dengan berdebat. Itu jugalah mungkin yang menyebabkan bangsa Indonesia termasuk pemimpinnya, tergolong lemah dalam berargumen dan berlogika yang baik dan benar.

Semoga pada debat putaran ke 2 para capres akan lebih berani dalam menunjukkan existensi dirinya sebagai calon pemimpin bangsa.

Semoga

Wednesday, June 3, 2009

Response dan Attitudes terhadap Kritik

Kita mungkin sulit membedakan makna antara kata "critique" dan "criticize". Menurut Oxford Dictionary, kata criticize lebih bermakna kepada konotasi negatif dimana seseorang menyampaikan pendapat atau opininya lebih kepada hal-hal negatif atau hanya mencari-cari kekurangan dan kesalahan pihak lain.


Namun, masih dari sumber yang sama, kata critique lebih bermakna positif dimana seseorang menyampaikan opini dan pendapatnya tentang sesuatu hal dengan semangat membangun, ingin memperbaiki dan adanya balancing antara pembahasan aspek kelemahan dan kelebihan dari suatu pihak.

Sering kita tidak dapat membedakan antara kedua kata ini. Banyak penyebabnya sehingga kita sering terjebak kepada resistensi untuk menerima kritikan sebagai usaha untuk memperbaiki suatu keadaan, malahan kita sering memposisikan diri sebagai pihak yang disalahkan dan dizolimi. Padahal kalau kita mau mendengarkan pendapat orang lain dengan sedikit membuka diri dan lebih open-minded maka mungkin kita akan dapat menemukan mutiara terpendam didalam kritikan seseorang.

Faktor-faktor penentu sehingga kita sering terjebak kepada resistensi untuk menerima kritikan diantaranya, menurut hemat saya, adalah persepsi awal kita (cara pandang kita) terhadap kritikan tersebut dan mungkin juga terhadap sang penyampai kritik. Ketika seseorang mengusulkan sesuatu terhadap sebuah keadaan, pada saat itu nerve kita akan sangat dipengaruhi oleh persepsi awal kita terhadap masalah tersebut. Jika persepsi awal kita sesuai dengan kritikan tersebut maka mungkin kita akan senang hati menerimanya sehingga kita akan memberikan response dan attitudes yang sesuai, namun jika persepsi awal kita sudah berbeda maka tak ayal kadang2 kita menjadi pihak yang resisten. Maka tidak heran response dan attitudes orang terhadap kritikan akan berbeda-beda.


Coba lihat gambar yang saya attached diatas. Saya yakin semua orang akan memiliki persepsi yang berbeda terhadap gambar tsb. Kita mengatakan itu adalah gambar A karena cara pandang kita dipengaruhi oleh persepsi awal kita terhadap gambar A. Namun orang lain mengatakan itu adalah gambar B, dan yang lain lagi mengatakn itu adalah gabungan dari gambar A dan B.

Makanya, diskusi atau tukar pendapat untuk mencari titik temu antara pendapat yang berbeda-beda yang ketika muncul bisa menjadi perselisihan adalah wajib hukumnya. Padahal semua pendapat adalah bisa jadi benar. Selain itu jika kita mau lebih open-minded dan mencoba mendengarkan dan meresapi lebih dalam terhadap saran/ usul orang lain (critique) maka kita akan menemukan kebaikan dan mutiara terpendam didalamnya.


Sebagai analogy, coba lihat baik-baik sebuah gambar 3 dimensi diatas. Jika kita terjebak pada "narrow-minded" maka kita hanya akan melihat sebuah gambar teratur yang seragam dan tak bermakna. Namun jika kita mau mencoba focus dan lebih open-minded maka kita akan terkesima dengan apa yang sebenarnya ada didalam gambar tersebut. (cobalah melihat dengan focus pada gambar tsb). Gambar itu akan mengatakan sebuah kalimat dan simbol yang sangat manis kepada anda.

Memang, terkadang waktu dan cara penyampaian yang tidak pas juga dapat menyebabkan kita lebih resisten terhadap critique, diperparah lagi jika kita menilai siapa yang mengkritik. Namun jika kita memiliki semangat untuk membangun maka hal-hal tersebut seharusnya dapat kita minimalisir untuk memperoleh makna dari sebuah kritikan. Jangan lihat dari siapa sebuah kritikan berasal tapi resapi dan maknailah isi dari kritikan tersebut. Yang keluar dari diri seekor ayam bukan hanya (maaf) kotorannya tapi juga telurnya.

Resistensi terhadap kritikan juga bisa dipengaruhi oleh level of maturity dari seseorang. Orang yang lebih mature biasanya akan lebih open-minded dan aware terhadap response dan kritikan (walau tidak ada jamian), yang mungkin disebabkan karena (sekali lagi mungkin) tingkat ego yang sudah lebih menurun.

Demikian, semoga renungan ini bermanfaat bagi saya secara pribadi sehingga saya dapat memperbaiki response dan attitudes saya terhadap kritikan.

Dan semoga bermanfaat bagi para pembaca.

TAQWA PASCA RAMADHAN

Asyhadu anla ilaa ha illallah, wa asyhadu anna muhammadarrasulullah La nabiya Ba’da.
Amma ba’du.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS. Al Baqarah : 183)

Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia dimana didalamnya diturunkan Al Quran dan malam Laitul Qadar yaitu sebuah malam yang lebih baik daripada seribu bulan (83 tahun). Selain itu Ramadhan adalah bulan Tarbiyah (pendidikan) bagi kaum muslimin dimana jika mereka melaksanakan semua perintah ibadah yang disyariatkan maka Insya Allah mereka akan mendapatkan sebutan “Laallakum Tattaqun”.

Taqwa tidak bisa diperoleh secara instan layaknya mie yang hanya diseduh dapat langsung dinikmati, namun taqwa hanya dapat diperoleh melalui usaha yang keras dan niat yang kuat untuk melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah.

Layaknya sebuah pendidikan/pelatihan maka agar pelatihan itu dapat terlaksana diperlukan in put , proses dan out put. Maka diawal Ramadhan yang menjadi syarat adalah input yang baik yaitu umat islam yang berniat sungguh-sungguh untuk mengikuti semua kegiatan pelatihan/ibadah, berikutnya adalah adanya proses pelatihan yang baik dan benar, sehingga ketika input masuk kedalam proses dan berproses didalamnya maka diharapkan diakhir pelatihan akan dihasilkan out put yang baik dan sesuai dengan target dari pelatihan dimaksud, yaitu hamba-hamba yang bertaqwa.
Jadi taqwa itu adalah target yang ingin dicapai dari proses pelatihan selama bulan Ramadhan dan itu nanti akan dibuktikan setelah proses pelatihan usai, yaitu bulan Syawal. Inya Allah kita semua akan mendapatkannya. Amin.

CIRI-CIRI ORANG TAQWA

Orang yang telah lulus dari pelatihan Ramadhan dan mendapat sebutan Taqwa itu memiliki beberapa ciri sbb :

1. Tingkat keimanannya meningkat dibanding hari-hari sebelumnya, baik secara bathin yaitu iman kepada Allah, hal gaib, Al Quran dan hari akhir, juga secara fisik yaitu mendirikan Shalat lebih rajin, menunaikan zakat/infaq/shadaqah lebih ikhlas dan lebih sering, membaca AL Quran lebih rajin dll, seperti terdapat dalam surat (Al Baqarah:2-4).

Kitab ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya akhirat. (Al Baqarah:2-4)

Ciri peningkatan iman yang lain dijelaskan dalam surat Al AnFaal : 2-4 sbb :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka , dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki yang mulia. (QS. Al An Faal : 2-4)

2. Tawadhu’ (rendah hati)

Tawadhu’ atau rendah hati merupakan kesempurnaan ketaqwaan seseorang, ia tidak sombong ataupun angkuh atas apa yang diberikan Allah kepada nya, dia penyayang, pemaaf dan tidak membalas perbuatan buruk orang dengan keburukan namun dengan kebaikan.

Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata keselamatan (Al Furqaan : 63).

Allah sangat membenci orang-orang yang sombong :

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung (Al Israa’ :37).

3. Qana’ah

Qanaah yaitu sikap Menerima atau mencukupkan apa adanya nikmat yang diberikan Allah kepadanya, dia tidak mengumpat apalagi mencela rezki yang diperolehnya, tidak merasa kurang dan tidak takut akan kekurangan rizki, namun hanya selalu mensyukuri segala nikmat Allah yang ada. Dia yakin bahwa Allah akan selalu mencukupi kebutuhan semua hambaNYa.

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya..... (QS Huud :6).

Dengan sikap Qannah maka hati akan lebih tenang dan terhindar dari penyakit hati hasad, dengki dan iri. Dia tidak memandang iri kepada orang lain karena hartanya namun karena taqwanya. Karena semua orang akan dapat memiliki harta/pangkat dan jabatan yang sama jika diberi kesempatan yang sama, namun tidak semua orang akan dapat memiliki ketaqwaan yang sama walaupun diberi kesempatan yang sama. Oleh karena itu mari kita qanaah pada hal-hal duniawi namun merasa selalu kurang pada hal-hal ukhrawi.

4. Wara’

Wara’ adalah sikap selalu menjaga dan menghindarkan diri dari perbuatan dosa. Dengan sikap ini seorang yang bertaqwa akan takut untuk melakukan dosa karena ia selalu merasa di pantau dan diawasi oleh Allah. Karena Allah itu sangat dekat dan memantau segala perbuatan hambanya. Orang seperti ini telah memiliki sifat Ikhsan.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka , bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Al Baqarah : 186).


Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
(QS Al ‘Alaq : 14).

5. Yakin

Keyakinan yang dimiliki oleh orang yang bertaqwa ada beberapa jenis :
a. Ia yakin bahwa Allah akan menepati janjiNya untuk menolong orang yang bertakwa yaitu orang yang menolong menegakkan Agama Allah.

Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (QS. Muhammad : 7).

b. Ia yakin bahwa usahanya tidak sia-sia dan pasti akan dibalas dengan surga.


Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah memberikan kepada kami tempat ini sedang kami menempati tempat dalam syurga di mana saja yang kami kehendaki; maka syurga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal" (QS Azzumar : 74).

KEUNTUNGAN ORANG TAQWA

Adapun orang yang bertaqwa itu dijanjikan Allah mendapat keuntungan yaitu :

Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki yang mulia (QS Al An Faal : 4).

Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada ALlah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan . Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar (QS Al An Faal : 29).

Hai orang-orang yang beriman , bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al Hadiid : 28).

....... Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan nya (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS Ath Thalaaq : 2-3).

Jadi dapat diringkas bahwa keuntungan orang bertaqwa adalah sbb :

1. Mendapat peningkatan derajat.
2. Mendapat ampunan dosa dan kesalahannya.
3. Mendapatkan furqaan, ia dapat membedakan antara yang hak dan bathil dan diberi kekuatan untuk menegakkannya
4. Mendapat kasih sayang Allah di dunia dan di Akhirat
5. Mendapat cahaya dari Allah dalam kehidupan
6. Diberi jalan keluar bagi urusannya
7. Mendapat rizky dari sumber yang tidak disangka-sangka

CARA MENJAGA KETAQWAAN (5M)

1. Mu’ahadah

Selalu mengingat janji kita dengan Allah ketika Allah meniupkan ruh kedalam rahim ibu kita.

....."Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul , kami menjadi saksi"......
(QS Al A’raaf : 172),...

2. Murokobah

Selalu merasa dekat dengan Allah baik dalam ketaatan maupun saat kita terjebak dengan dosa dan kemaksiatan.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka , bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Al Baqarah : 186).

3. Muhasabah

Umar bin Khattab mengatakan : “Hisablah dirimu sebelum Allah menghisabmu”. Khalifah Umar bin Kahttab selalu menghisab dirinya sebelum tidur malam.
Maknanya kita harus selalu introspeksi diri, menghitung kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dan berusaha menggantinya dengan perbuatan baik.

"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu"
(QS Al Israa’ : 14).

4. Membuat planning/rencana kegiatan ibadah

Kita adalah hamba yang taklif, telah diberi beban untuk beribadah hanya kepada allah

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (QS Ad Dzariyaat : 56).

Oleh karena itu agar kita dapat melaksanakan ibadah kepada Allah SWT maka kita harus sadar bahwa kita diciptakan bukan tanpa tujuan, namun untuk menyembah Allah. Tetapi godaan setan sangat kuat sehingga sebagian kita malas untuk beribadah. Agar diri kita mudah beribadah maka kita perlu membuat rencana kegiatan ibadah.

Hal ini dimaksudkan agar kita memaksa diri kita untuk beribadah, baik setiap hari/minggu/bulan. Lalu kita berusaha untuk melaksanakannya dengan baik. Dengan cara demikian kita memiliki kontrol terhadap diri kita pada awalnya, dan diharapkan selanjutnya ibadah tersebut dapat menjadi kebiasaan dan kebutuhan hidup kita. Contoh : membaca Al Quran 1 lembar/hari, sholat berjamaah 2 kali/ hari, dsb.

5. Mu’aqobah (sanksi)

Jika kita telah memiliki rencana kegiatan ibadah rutin terjadwal maka Insya Allah diri kita tidak lagi malas melaksanakannya. Namun jika kita terpaksa meninggalkannya maka kita harus membuat sanksi atau hukuman kepada diri kita sendiri. Hukuman ini jangan bersifat menyiksa namun harus bersifat mendidik dan kalau bisa menambah ibadah kita.
Contoh : jika kita telah merencanakan untuk membaca Quran 1 lembar /hari namun suatu ketika tidak terlaksana maka kita bisa mendenda diri kita dengan puasa senin/kamis, atau bersedekah ataupun yang lainnya.

Dengan memiliki dan memahami ke lima cara ini maka Insya Allah ketaqwaan kita yang telah mulai tumbuh dimasa Ramadhan dapat kita pelihara dengan baik.

Jazakumullahu khairon katsiron, Akhirul kalam
Assalamualaikum Wr Wb.

MENCARI HIDAYAH ALLAH

Manusia semuanya terlahir dalam keadaan suci dan Islam, karena pada saat didalam rahim seorang wanita, manusia telah berjanji kepada Allah bahwa ia bersaksi bahwa hanya Allahlah Tuhan yang Maha Esa dan patut disembah.


Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"(Alastu birobbikum”) Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi"(Qolu bala sahidna). (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan) atau Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang tidak mendapatkan petunjuk Allah", (Al A’raf:172).


Kalau demikian adanya, maka sebenarnya semua manusisa yang terlahir sudah dalam Islam. Namun dalam perjalanan hidup anak manusia, mereka mendapatkan godaan dari Syetan, pengaruh dari orang tua, kaum kafir, lingkungan, dan keadaan/kondisi kehidupan.


1. Pengaruh orang tua


“Setiap anak yang dilahirkan adalah dalam keadaan islam, orang tuanyalah yang menjadikan anak itu yahudi, nasrani atau majusi.” (QS ; .....)


Dari ayat tersebut jelas sekali terlihat bahwa orangtualah yang membentuk anak-anaknya untuk menjadi muslim atau bukan. Memang pendidikan di keluarga adalah pendidikan yang utama dan pertama yang di terima oleh seorang anak di dalam hidupnya. Jadi jelas pengaruh orang tua pada keimanan seorang anak sangat ikut menentukan bagaimana anak tersebut selanjutnya dalam beragama.


2. Pengaruh Setan


Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,...(Al A’raf:16)


3. Pengaruh Kaum Kafir


Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka....... (Al Baqarah:120)


Merekan akan menggunakan segala cara untuk mengajak umat islam meninggalkan agamanya karena itu sudah merupakan kewajiban mereka untuk mencari domba-domba (orang diluar agama mereka) tersesat untuk diajak masuk ke dalam kelompok mereka. Jadi kita sebagai umat islam harus waspada akan pengaruh yang satu ini karena mereka tidak akan berhenti untuk merayu umat islam meninggalkan agamanya sampai kapanpun dan dengan cara apapun.


4. Pengaruh Kehidupan


Kehidupan kaum muslimin saat ini tidk terlepas dari penjajahan dunia Barat yang dikenal dengan singkatan 3F (Food, Fun and Fashion).

§ Makanan barat sangat menjamur dan menjadi trend dimasa kini seperti Fried Chicken, Hamburger, Pizza, dll. Kesemuanya ini tidak dapat kita pastikan kehalalannya, baik dari segi bahan makanannya, cara memperolehnya, cara mengolahnya maupun tempat penyajiannya. Kesemuanya telah melenakan umat islam dari budaya islami.

§ Kesenangan hidup seperti pesta pora, budaya berjoged dan dansa, nigh club, bar sampai triping menggunakan narkoba itupun telah menimpa umat Islam. Hal itu semuanya telah menjauhkan umat Islam dari mengingat Allah dan menjadi lebih senang kepada hura-hura.

§ Mode pakaian juga sangat mempengaruhi umat islam terutama kaum hawa, mulai dari CPNS (cara pakainya nampak sempit), PNS (pusatnya nampak semua), SEKWILDA (sekitar Wilayah dada), BUPATI (buka paha tinggi-tingi) sampai pada BIKINI (Bikin Ingin). Kini kaum wanita islam enggan memakai pakaian muslim, katanya kampungan, gak modis, bahkan banyak yang berapoloji bahwa lebih baik mensucikan hati dulu baru berjilbab, dari pada berjilbab tapi menceritai orang. Ini pandangan pesimistis dan diluar nalar karena bila demikian sampai kapan mereka akan memakai jilbab kalau menunggu dulu hatinya suci? Padahal sudah dapat dipastikan mereka setiap hari berbuat dosa dengan membuka aurat. Apalagi jika mereka juga suka ber-ghibah, maka mereka akan melakukan 2 dosa, sudah tidak menutup aurat ditambah lagi menceritai orang. Sementara yang pakai jilbab sudah pasti dapat terlepas dari dosa membuka aurat, tinggal menjaga hati. InsyaAllah kalau jilbab sudah dikenakan maka akan timbul rasa ingin menjaga seluruh perkataan dan perbuatan. Karena menutup aurat bukanlah masalah seni berpakaian semata, namun adalah perintah Allah dan mutlak harus dikerjakan.


Allah menurunkan AlQuran


Kita yang telah terlahir dalam keluarga Islam mungkin tidak asing lagi dengan ajaran Islam, namun demikian banyak diantara kita yang masih jauh dari petunjuk Allah untuk melaksanakan ajaran Islam yang hanif. Apalagi bagi saudara-saudara kita yang memang dilahirkan diluar Islam. Maka untuk mendapatkan hidayah adalah merupakan suatu hal sangat sulit sekali, namun bukan mustahil.

Untuk membimbing manusia kejalan yang lurus maka Allah telah menurunkan AlQuran yang menjadi petunjuk bagi manusia agar manusia itu beruntung.


Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (Al Baqarah :2)

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Al Baqarah :5)


Mari Kita Jaga Hidayah


Oleh karena itu bagi kita yang lahir didalam Islam namun masih jauh dari ajaran Islam, mari kita jaga dan tingkatkan Iman yang ada dan hidayah yang telah diberikan Allah kepada kita, karena hidayah itu hanya Allah yang dapat memberikannya dan manusia tidak dapat memberikannya.


Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. .................... (Al Baqarah : 272)


Beberapa Cara Orang Mendapat Hidayah


1. Lewat belajar AlQuran. Mempelajari AlQuran dengan sungguh-sungguh dan dengan hati yang lapang mau menerima kebenaran didalamnya maka akan dapat membuka hati akan hidayah Allah. Cth : Irene Handono yang membandingkan AlQuran dan Injil

2. Lewat Mendengarkan Bacaan AlQuran. Maka hati akan bergetar dan akan turun hidayah dari Allah. Cth : Umar bin Khatab ketika mendengarakan adiknya membaca ayat-ayat didalam surat Thaha.


Dan supaya aku membacakan Al Qur'an (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, ...............(An Naml:92)


3. Lewat kekaguman akan totalitas kebenaran ajaran Islam, melihat kebenaran Islam secara total telah membawa Hamzah paman nabi kepada Islam.

4. Lewat memperhatikan fenomena alam raya, akan memunculkan pertanyaan akan adanya sang pencipta yang esa.Cth : Nabi Ibrahim yang memperhatikan matahari, bulan dan bintang.

5. Lewat penelitian ilmiah, ternyata didalam AlQuran banyak penjelasan akan hal-hal ilmiah yang belum dapat dijelaskan oleh ilmuwan masa kini. Cth: Dr. Fujiko. Masuk Islam setelah mendapatkan penjelasan dalam AlQuran untuk penelitiannya tentang bayi yang sdang dikandung. Ilmuwan dari jerman masuk Islam setelah meneliti air zamzam, dimana ia menemukan bahwa struktur air zamzam jauh lebih baik, lebih bening dan dapat menjadi obat, dibanding dengan air biasa. Sehingga ia membuat buku :”Aku masuk islam karena Air Zamzam”

“Wa fil Ardhi ayatu lil mukinin, wafi anfusikum, afala ta’kilun?”

(Sesungguhnya dibumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah juga pada dirimu, apakah kamu tidak mengetahuinya?)


Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (Al Baqarah :26)


6. Lewat hukuman Allah, seharusnya kita dapat mengambil pelajaran bahwa hukuman atau musibah yang ditimpakan Allah adalah karena kezaliman kita sendiri. Hal itu telah terjadi pada umat-umat sebelum kita.


Dan apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Tuhan). Maka apakah mereka tidak mendengarkan (memperhatikan)? (As Sajadah:26)


Karena hukuman Allah kepada Joni Indo maka beliau mendapatkan sinar islam dan berubah menjadi seorang ustazd dengan nama H. Umar Billah. Begitu juga Anto Medan yang kini telah menjadi seorang ulama.

Harusnya kita juga mampu memperhatikan setiap hukuman Allah yang ditimpakannya kepada bangsa kita seperti tsunami, banjir, dll dan menjadikan kita orang-orang yang bertobat.

7. Lewat mendengar Azan, dimana insyaallah hati dapat tergetar dan hidayah Allah masuk memenuhi relung-relung sanubari.

8. Lewat mendengar/menyaksikan hal-hal gaib, contohnya Azlina warga Riau yang bangkit dari kematian selama 2 jam dan kembali hidup. Dia menceritakan apa yang dia lihat didalam matinya (mati suri) kepada keluarganya, dan memberikan daya dobrak keimanan yang kuat kepada warga yang mau mendengarnya.

9. Lewat sakit, sakit juga musibah sehingga kita harus bersyukur dan segera bertobat jika masih diberi panjang umur. Ustadz Arifin Ilham adalah contoh ideal dimana beliau menderita sakit setelah digigit Ular. Namun setelah sembuh beliau menjadi ulama yang sangat tawadhuk dan disayangi umat.

10. Lewat mimpi, kata orang mimpi adalah bunga tidur tapi tidak semua mimpi adalah bunga tidur. Ada mimpi mengandung hidayah yang memang dikirim Allah kepada seseorang agar orang itu bertobat. Cth mimpi dibakar, mimpi disiksa, mimpi melihat kiamat, dll.


Demikianlah, hendaknya kita jangan menunggu hukuman, musibah, sakit atau apapun yang mengerikan dari Allah agar kita mau bertobat. Semoga dada kita dilapangkan Allah untuk segera bertobat dan memeluk islam secara Kaffah (total).


Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Al Anam:125)


Mari kita selalu membacakan doa. Sbb agar kita selalu mendapat hidayah Allah :


"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (Ali Imran:8)


Semoga dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.

Billahittaufik wal hidayah

Assalamualaikum WrWb.

Tuesday, June 2, 2009

REVISIT DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA (Sebuah Kontemplasi dari Sang Laskar Pelangi)

Walaupun synopsis cerita Laskar Pelangi berlatar belakang tahun 1970-an namun kita dapat berkaca dan mengambil makna akan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Disini saya akan mencoba menggaris bawahi beberapa point yang berkaitan dengan hal tersebut.



A. Pemerataan sarana dan mutu pendidikan

Hingga dekade 90-an pemerintah Indonesia telah mampu meningkatkan jumlah sekolah pada semua tingkatan sebanyak lebih dari 300% atau 3 kali lipat dari jumlah sebelumnya sejak dekade 60-an. Peningkatan ini merupakan prestasi tersendiri bagi pemerintah Indonesia dalam rangka memenuhi amanat UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Diharapkan dengan peningkatan kuantitas ini maka semua anak bangsa akan dapat menikmati pendidikan yang baik dan layak serta merata diseluruh pelosok tanah air. Penumpukan sekolah-sekolah dan resources di daerah-daerah tertentu saja terutama diperkotaan harus direduksi karena hal tersebut dapat memicu kecemburuan social baik antara desa dengan kota dan jawa dengan luar jawa. Oleh karena itu, perlu adanya pemerataan kesempatan menikmati pendidikan oleh siapapun dan dimanapun di setiap jengkal tumpah darah Indonesia. Pendidikan di daerah-daerah tertinggal (rural area) harus lebih ditingkatkan dan digalakkan agar penduduk setempat lebih termotivasi dalam mengejar ketertinggalannya dari saudaranya di perkotaan. Hal ini telah ditekankan dalam considerant point c, UU Sisdiknas No.20/2003 yang berbunyi :

‘ bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan’

Pemerataan dapat berupa pemerataan dalam pembangunan sekolah / madrasah baru baik negeri maupun swasta dari tingkat dasar sampai menengah. Pemerataan dalam perawatan dan perbaikan sekolah dan pemerataan dalam pendistribusian bahan-bahan dan alat-alat ajar. Juga yang tidak kalah pentingnya adalah pemerataan tenaga pengajar berkualitas ke seluruh pelosok tanah air. Jika ini dapat dilakukan maka kekurangan jumlah dan jenis sekolah di berbagai tingkatan di daerah dapat di atasi termasuk kekurangan tenaga pengajar dan bahan ajar.

Selanjutnya hendaknya pemerataan sarana pendidikan juga dibarengi dengan pemerataan mutu pendidikan kesemua tingkatan sekolah. Kita tidak ingin lagi melihat masih ada sekolah yang tidak memiliki guru yang berkompeten, buku bacaan yang tidak up to date, sarana yang kurang dan tidak dapat membantu terlaksananya proses belajar mengajar yang bermutu, dan lain sebagainya. Sehingga pemerataan dibidang sarana dan mutu pendidikan ini saya kira harus menjadi target utama pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia terutama dalam membantu sekolah-sekolah menjawab tuntutan system Ujian Nasional (Unas) yang berstandar nasional. Tidak adil rasanya jika sekolah-sekolah yang memiliki kualitas berbeda namun di uji dengan standar yang sama.

B. Pendidikan dan biaya sekolah Gratis

Pemerintah harus menerapkan sistem sekolah gratis untuk semua tingkatan bukan hanya uang sekolah namun termasuk uang buku dan kegiatan ektra kurikuler lainnya. Atau at least, pemerintah bisa merangsang sekolah untuk melakukan subsidi silang diantara murid yang mampu dan tidak mampu. Selain itu pemerintah bahkan bisa meminta sekolah untuk memberi beasiswa penuh (uang sekolah, uang buku, biaya ekstra kulikuler, biaya makan, transport dll) bagi murid yang benar-benar cerdas dan tidak mampu.

Perlu adanya ‘program jaminan sosial pendidikan’ semacam Jaring Pengaman Pendidikan Indonesia (JPPI) dari pemerintah bagi setiap warga negara untuk tetap memiliki akses dan melanjutkan pendidikannya walau apapun yang terjadi dalam hidupnya. Jadi walaupun seorang anak telah kehilangan orang tua nya dan tidak lagi sanggup membiayai pendidikannya maka saat itu pemerintah harus turun tangan mengambil alih tanggung jawab biaya anak tersebut. Jadi jangan lagi terjadi Lintang -Lintang lain yang harus putus sekolah hanya karena masalah biaya dan masalah kehidupan.

Jadi hendaknya slogan-slogan yang kerap di dengungkan bahkan diumbar-janjikan oleh para politikus ketika kampanye baik tingkat lokal maupun pusat harus benar-benar dilaksanakan dan bukan hanya menjadi komoditas politik saja untuk mengelabui rakyat. Rakyat hanya dijadikan seperti daum salam sewaktu menggulai, dimana ketika dibutuhkan mereka dicari-cari, namun ketika gulai selesai maka merekalah yang paling dahulu dibuang.

C. Perhatian Terhadap Guru

Perlu peningkatan penghasilan yang “sangat layak” bukan hanya bagi guru negeri namun juga guru swasta terutama yang bertugas di daerah-daerah terpencil di Indonesia untuk menjamin konsistensi mereka dalam mengemban amanah negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun jika ini dilaksanakan, perlu adanya suatu perjanjian dengan para guru di Indonesia bahwa dengan peningkatan penghasilan maka mereka tidak diizinkan lagi mencari penghasilan tambahan dimanapun dan sebagai apapun dan mereka harus tetap konsisten memberikan layanan terbaiknya dalam bertugas. Kondisi multi job yang dijalani oleh para guru di Indonesia telah disinyalir oleh beberapa pakar pendidikan luar negeri sebagai salah satu sebab lambannya peningkatan mutu pendidikan Indonesia diantara Negara-negara Asia tenggara. Penilaian UNESCO 2005 tentang Insurance Quality of Higher education in South-East ASIA menempatkan Indonesia pada ranking ke 6 dibawah Singapore, Malaysia, Philiphines, Vietnam, dan Thailand. Jika terjadi pelanggaran maka sangsi tegas akan diterapkan. Dengan demikian, profesi guru akan menjadi sebuah profesi yang disegani dan dapat memberikan kehidupan yang layak.

Program Sertifikasi Guru telah dilakukan namun pemerintah terkesan setengah hati dalam meningkatkan kesejahteraan guru dan mutu pendidikan karena peningkatan penghasilan yang dijanjikan tidak mampu mengurangi minat guru dalam mencari penghasilan tambahan. Hal ini diperparah dengan tidak adanya perjanjian bahwa sang guru harus tetap mampu menjamin dirinya untuk selalu memberikan layanan terbaiknya dalam bertugas. Selain itu juga tidak adanya sangsi yang akan diterapkan kepada guru-guru yang tetap mencari penghasilan tambahan diluar tugas utamanya.

Pengalaman penulis selama terlibat dalam program sertifikasi guru adalah bahwa guru mampu dan mau menunjukkan performance terbaiknya dalam mengajar namun hanya pada saat kegiatan peer teaching saja. Ketika ditanya apakah anda akan melakukan hal serupa saat di kelas nanti sekembalinya dari pelatihan ini maka mereka tidak berani menjaminnya karena ketiadaan alat peraga dan bahan ajar yang lengkap, ketiadaan dana yang dapat digunakan dan tidak adanya sangsi dari pemerintah.

Kebijakan sertifikasi di Indonesia yang dimulai 2007 sudah mensertfikasi 278,782 orang guru selama 2 tahun. Sedangkan di Amerika Serikat the National Board for Professional Teaching Standards (NBPTS) baru hanya mampu mensertifikasi 40,200 guru selama 18 tahun keberadaannya. Ini memberikan kesan bahwa sertifikasi guru di Indonesia hanya suatu upaya untuk membantu meningkatkan pendapatan guru dan bukan benar-benar menguji profesionalitas guru.

D. Peran serta Masyarakat

Peran serta masayarakat dalam dunia pendidikan sangat di encourage oleh UU Sisdiknas No.20/2003 pada pasal 8 dan 9. Peran serta ini dapat berupa turut aktif dalam dunia pendidikan di Indonesia ataupun dengan menunjukan kepedulian terhadap kemajuan pendidikan Indonesia. Namun pemerintah harus tegas pada upaya-upaya ‘komersialisasi pendidikan’ terutama ditingkat dasar dan menengah agar tidak terjadi differensiasi antara kaya dan miskin yang dapat menjurus kepada penumpukan dan penguasaan sumber-sumber pendidikan bagi kalangan tertentu saja.

Oleh karena itu, masyarakat pada umumnya perlu disadarkan akan tanggung jawabnya untuk membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Partisipasi dari masyarakat dapat dirangsang melalui perorangan atau lembaga swadaya masyarakat. Perlu adanya suatu kegiatan mencari bibit-bibit unggul brilliant, Lintang – Lintang muda, ke daerah-daerah seperti yang dilakukan di dunia olah raga dalam merekrut atlet-atlet berbakat. Untuk itu perlu dibentuk suatu lembaga baik dibawah DEPDIKNAS atau lembaga swadaya masyarakat agar bibit-bibit muda Indonesia dapat diselamatkan dari kondisi kehidupan yang menjepit dan memaksanya mundur dari pendidikan.

Selain itu, perlu gagasan untuk menghidupkan kembali Gerakan Orang Tua Asuh Nasional (GNOTA) yang pada tahun 1990 an sangat popular. Untuk memberi ruh yang baru pada gerakan ini pemerintah bisa meminta kesediaan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia agar membuat program orang tua asuh sendiri dibawah koordinasi pemerintah dan melaporkan kegiatannya kepada Pemerintah dalam hal ini DEPDIKNAS secara berkala untuk di evaluasi dan diberi reward.

Itulah 4 point minimal yang saya kira urgent untuk dilakukan pemerintah dalam upaya mengakselerasi peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Saya berharap dengan ditetapkannya anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN maka pemerintah dapat dengan leluasa membuat program-program yang bermutu dan ide-ide cemerlang yang dapat meningkatkan mutu pendidikan Indonesia ke depan.

Kita bangga akan prestasi siswa-siswa kita yang mampu membawa harum nama bangsa Indonesia di pentas olimpiade akademik, namun kita akan lebih bangga jika semua anak di bumi pertiwi dapat mengecap pendidikan yang memang telah dijanjikan bagi mereka. Mereka yang berprestasi hanyalah puncak dari gunung es yang telah mampu muncul di permukaan namun masih jauh lebih banyak lagi yang masih tenggelam di dasar lautan penderitaan.


Penulis

Sebuah Kontemplasi dari Sang Laskar Pelangi

Awalnya hanyalah sebuah realita dari anak-anak desa yang miskin terpinggirkan di salah satu pulau terkaya di Indonesia, Belitung sang penghasil timah. Kemiskinan dan kesederhanan adalah jamak untuk dapat ditemui dikeseharian masyarakat pulau ini dimana terjadi marginalisa antara kelompok “the haves” dan kelompok “marginal”.


Pragmastisme sebagai salah satu hasil dari kapitalisme telah memenjarakan anak-anak dari kaum marginal ini untuk dapat memiliki akses yang sama dan mencicipi lezatnya pendidikan yang pantas dan layak, yang telah dijanjikan oleh UUD 1945, seperti yang dinikmati oleh anggota masyarakat “the haves” lainnya di pulau ini.


Syahdan, sebuah Sekolah Islam tua, reot dengan dinding dan atap yang penuh dengan lobang telah menjadi obat penawar dahaga bagi anak-anak kaum marginal ini untuk dapat sekedar menabur mimpi dan menuai harapan akan masa depan. Namun alangkah disayangkannya proses pendidikan yang sangat diharapkan dapat membantu mereka merajut masa depan harus terhambat akibat kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat sekitar. Ancaman akan ditutupnya wadah pendidikan ini telah menjadi momok yang sangat menakutkan bagi para orang tua kaum miskin ini.


Namun karena kegigihan dan keyakinan beberapa “dewa penolong” yang masih rela mendedikasikan ilmu dan hidupnya bagi kelangsungan masa depan anak-anak yang kurang beruntung ini, maka walau secara tersendat-sendat proses pendidikan masih dapat dipertahankan seadanya walau dengan mempertaruhkan kualitas yang mungkin dapat dicapai.


Kejadian demi kejadian terjadi selama 5 tahun dimana diselingi dengan gelak dan tawa sebagai bumbu penyedab kehidupan khas anak-anak yang buta akan kejamnya dunia dan buasnya pragmatisme. Kreativitas mereka diusung dengan mengandalkan sumber daya alam yang ada dan jauh dari modernisasi sehingga terlihat sangat bersahaja dipandang mata, namun greatly invaluable bagi yang mengerti dan memahami. Mereka mampu mempersembahkan sebuah prestasi bagi sekolah yang mulia ini diantara dominasi sekolah-sekolah kaum “the haves”.


Suatu ketika, kesedihan menghampiri mereka ketika kepala sokolah yang mereka cintai harus pergi selamanya dan kini tinggallah seorang wanita mulia, Muslimah, yang gamang akan langkahnya dalam melanjutkan perjuangan. Yang ragu akan konsistensinya dalam mempertahankan idealisme ditengah kerasnya rayuan materi. Namun……


Anak-anak ini adalah anak-anak luar biasa, anak-anak “rainbow warriors” yang pantang menyerah kala dihempas badai dan tetap tegar menghadang kerasnya gelombang. Mereka maju bersama menghadapi ujian demi ujian. Mereka tetap teguh dalam menghadapi pedihnya cobaan yang datang, dan …………


Sampai pada puncaknya, sang Muslimah terperangah akan tampilnya seorang brilliant diantara “the rainbow warriors”, dialah Lintang sang juara. Lintang yang anak piatu miskin, yang hidup dipinggir laut dengan 3 orang adik perempuan dan seorang ayah nelayan miskin. Yang harus mengurus adik-adiknya dahulu sebelum berangkat kesekolah. Yang harus bersepeda ke sekolah setiap pagi puluham kilometer dan menghadapi ancaman buaya yang menghadangnya dijalan. Sungguh luar biasa…..


Prestasi besar pun ditorehkan atas kerja keras Lintang dan teman-teman. Semua bangga karena sekolah bersahaja itu mampu menjadi juara Cerdas Cermat se pulau Belitung. Mampu menghempaskan kesombongan kaum “the haves” akan hegemoni penguasaan akses dan sumber-sumber pendidikan disana. Mampu untuk membuat arwah Ki Hajar Dewantara tersenyum lebar menyaksikan Sang Laskar Pelangi yang tanpa sepatu menjelaskan hitungan didepan para juri. Mampu untuk membuat para juri minta maaf akan kecurigaan mereka pada sang brilliant muda. Dan juga mampu membuat penonton berdecak kagum dan tertawa akan kepiawaian Lintang dan kecerobohan juri saat itu. Namun….


Nasib berkata lain, ayah yang sangat diharapkan untuk terus dapat menopang kehidupan keluarga harus berpulang kesisi Ilahi secara mendadak. Tinggallah Lintang “sang brilliant” termangu menghadapi kenyataan akan beratnya tangung jawab yang harus ditanggung dalam menjaga dan merawat adik-adiknya. Kenyataan harus putus sekolah telah menjadi sebuah pil pahit yang harus ditelan sang Laskar Pelangi. Tak ada yang dapat menolong termasuk Muslimah. Tak ada yang mampu menolong ditengah kesulitan ekonomi yang sama-sama dirasakan disana.


Namun, dimanakah pemerintah saat itu………………?


Ironi sekali.


Sang Laskar Pelangi pun menjalani hidupnya dengan pasrah dan tawakal. Tak ada jalan keluar dengan beban kehidupan yang menggunung. Semangat setinggi gunung untuk menggapai bintang di langit harus dipendam sedalam-dalamnya, dan …......………. Laskar Pelangi kecil sang brilliant muda, Lintang, akhirnya harus tunduk pada keadaan.


Disarikan secara bebas dari film Laskar Pelangi. Foto saya dengan Andrea Hirata (author) sesaat setelah pemutaran film tsb di University of Queensland, Brisbane.