M.Haris Effendi MSi: From Medan With Dreams

Selamat Datang di Blog Saya. Wadah tumpahan pikiran, renungan, dan rasa dari anak Medan yang insyaAllah sebentar lagi akan mencapai mimpinya menyandang gelar Doktor di bidang science education dari The University of Queensland Brisbane Australia. Silahkan anda membaca tulisan di blog ini semoga ada manfaat yang bisa anda petik darinya. Terimakasih

Wednesday, August 26, 2009

Iman yang Ber-Osilasi

By. M.Haris Effendi, MSi


Osilasi, sebuah kata yang sering didengar dan ditemui dalam dunia fisika, yang mana maknanya adalah kira-kira menunjukkan suatu kejadian perulangan akan sebuah kejadian atau menunjukkan sebuah fenomena keterulangan. Proses keterulangan ini terjadi pada saat curva naik mencapai titik maksimum dan berikutnya secara otomatis curva ini akan turun kembali mencapai titik terendah atau minimum. Contoh osilasi dapat dilihat pada sebuah grafik naik turun sinus atau grafik gelombang suara yang menunjukkan naik turunnya gelombnag suara pada titik extrim atas dan bawah alias maksimum dan minimum.

Fenomena osilasi tidak hanya terjadi pada dunia fisika atau tidak hanya didominasi oleh contoh-contoh di bidang fisika, namun nyatanya fenomena ini adalah fenomena alamiah ilmiah yang terjadi didalam kehidupan manusia sesungguhnya. Banyak contoh nyata dalam kehidupan manusia yang berkaitan erat dengan fenomena ini seperti bandul yang otomatis terus berputar, ayunan, kipas angin bergerak kekekiri dan kekanan, pergantian siang dan malam, gerakan pegas, winter dan summer, detak jantung manusia, bekerja dan istirahat, dan masih banyak lagi lainnya.

Semua contoh-contoh tersebut diatas mengalami pergantian secara alamiah dari keadaan maksimum kepada keadaan minimum. Perubahan atau pergantian itu pasti disebabkan oleh faktor pemicu yang sangat dominan diantaranya adalah energi.

Sehat dan sakit adalah contoh lain dari osilasi. Saat tubuh dipacu bekerja maka tubuh akan mengeluarkan segala daya dan energi yang dimilikinya untuk menghasilkan karya yang diharapkan. Tubuh akan mencapai titik maksimum dalam penggunaan energinya atau tubuh mencapai beban maksimum, namun lambat laun energi nya akan berkurang dan terus berkurang sehingga akhirnya tubuh meminta agar terjadi recovery energy dan semua beban yang overload di hilangkan darinya. Response yang paling alami dan ilmiah muncul adalah timbulnya rasa sakit atau tubuh jatuh kekeadaan sakit. Keadaan ini adalah salah satu cara yang dilakukan tubuh melalui perintah otak agar tercipta keadaan energy minimum. Namun untuk menghindarkan terjadinya kondisi sakit, tubuh menciptakan kondisi alert yaitu berupa tanda-tanda kelelahan. Oleh karenanya tubuh meminta istirahat bagi recovery energynya. Recovery ini adalah salah satu cara agar tubuh mendapatkan kembali kondisi energi minimum.

Bila dikaitkan dengan bidang sosial psychology, maka akan dapat ditemui contoh-contoh lain. Rasa cinta dan benci, percaya dan tidak percaya, serta iman dan kufur. Ketiga pasang contoh tersebut selalu terjadi dalam hidup manusia sehari-hari sepanjang hidupnya. Kadang timbul rasa suka/cinta akan sesuatu namun ketika muncul sebuah pemicu akan timbul rasa benci yang mendalam. Begitu pula rasa percaya dan tidak percaya selalu menghinggapi hati manusia dalam hidupnya.

Bila kita bicara tentang Iman kepada Allah swt maka iman itu juga dapat berosilasi, naik dan turun sepanjang tahun dan sepanjang hidup manusia. Kadang kala iman dapat mencapai kondisi maksimum, kondisi dimana seorang hamba merasakan kedekatan yang sangat dalam dengan Khaliknya. Namun tatkala muncul sebuah atau beberapa pemicu maka iman dapat kendor dan bahkan meluncur menuju titik minimum. Kondisi iman yang berosilasi ini sering terjadi pada diri umat manusia dalam hidupnya. Dan ternyata memang hal ini telah diperingatkan oleh Rasulullah SAW dalam beberapa hadistnya bahwa iman sesorang dapat naik dan turun.

Banyak faktor pemicu yang menyebabkan diantaranya adalah godaan setan, terbuai dengan kenikmatan dunia, lupa akan Khaliknya, jauh dari agama, tidak menjalankan perintah agama, dan kurangnya kondisi yang kondusif bagi tumbuh suburnya iman dihati.

Puasa di bulan Ramadhan adalah sebuah sarana bagi umat islam untuk kembali menaikkan kondisi iman yang telah berada pada titik minimum ke kondisi maksimum. Bulan ramadhan adalah sarana yang diberikan oleh Allah SWT bagi umat islam untuk mendapatkan kondisi yang kondusif bagi tumbuh suburnya iman. Dengan menjalankan puasa, shalat tarawih, dan ibadah-ibadah lainnya diharapkan iman yang telah kendor dan kurang mendapatkan "gizi" selama setahun yang berlalu akan kembali di recharge / di beri energi baru dan akan menjulang mencapai puncaknya saat Idul Fitri.

Jadi sebagai umat islam hendaknya kita sadar bahwa Allah SWT sangat sayang kepada kita. Allah ingin kita tetap dapat menjaga iman kita sepanjang tahun bahkan sepanjang hayat. Kita diberikan kesempatan satu bulan penuh untuk kembali membalik kondisi iman yang telah sempat lemah, berada pada posisi minimum kepada kondisi iman yang kembali kuat, penuh energi dan berada pada posisi maksimum.

Mari jangan sia-siakan faktor pemicu yang dapat membalik proses osilasinya secara positif, kembali iman kepada posisi maksimum. Jangan biarkan posisi iman yang telah lemah tetap berada pada posisi minimum. Kesemptan Ramadhan tidak datang dua kali setahun, dan belum tentu kita akan bertemu lagi ramadhan tahun depan.

Selamat menunaikan ibadah puasa 1430 H
Mohon maaf lahir bathin