M.Haris Effendi MSi: From Medan With Dreams

Selamat Datang di Blog Saya. Wadah tumpahan pikiran, renungan, dan rasa dari anak Medan yang insyaAllah sebentar lagi akan mencapai mimpinya menyandang gelar Doktor di bidang science education dari The University of Queensland Brisbane Australia. Silahkan anda membaca tulisan di blog ini semoga ada manfaat yang bisa anda petik darinya. Terimakasih

Wednesday, September 8, 2010

Renungan di Ujung Ramadhan

Idul fitri adalah hari besar umat islam di seluruh dunia. Tak kenal kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semua orang ingin merayakannya dengan penuh khidmat dan bahagia. Idul fitri adalah puncak kebahagiaan yang akan dirasakan bagi siapa saja yang telah lulus dari sebuah perjuangan panjang dan berat selama sebulan penuh. Menahan lapar, dahaga, nafsu, emosi, diselingi dengan tetap menjalankan kewajiban baik bersifat duniawi dan ukhrawi (akhirat). Idul fitri adalah salah satu kegembiraan yanga diterima umat islam selain kelak akan bertemu dengan sang khaliknya.

Rasa yang muncul di dada setiap hamba akan sangat bervariasi tergantung pada motivasi seseorang. Ada yang merasa senang karena akan segera terlepas dari puasa yang menyiksa. Ada yang biasa saja karena tidak mendapatkan bekas apapun dari puasa yang telah dilakukan kecuali lapar dan dahaga. Namun ada juga yang sedih karena akan ditinggalkan oleh sebuah bulan yang kebaikannya melebihi bulan-bulan lainnya dan di dalamnya terdapat sebuah malam yang kebaikannya melebihi amalan 1000 bulan.

Sedih, itulah kata yang tepat untuk melukiskan sebuah perpisahan dengan orang atau sesuatu yang kita cintai. Mengapa? Karena kita tidak pernah tahu apakah kita akan dapat bertemu kembali dengannya kelak. Cukup untungkah diri ini memiliki umur panjang dan kesempatan kedua sehingga dapat bertemu kembali dengan ramadhan di tahun depan? Tak seorangpun yang dapat menjawabnya, kecuali Dia yang maha tahu.

Sedih karena merasa diri ini belum maksimal memanfaatkan peluang yang ada. Sia-sia dalam beramal. Sia-sia memperlakukan sebuah hal yang paling berharga dalam hidup ini, dan belum pasti akan datang kembali di masa yang akan datang.

Begitulah memang, penyesalan datang diakhir dari setiap tragedi. Hari demi hari, detik demi detik, waktu berlalu semakin cepat menuju ujung dari ramadhan. Apakah kita pantas bahagia, biasa saja, ataukah justru sedih dengan berlalunya ramadhan? Silahkan kita koreksi diri kita masing-masing. Semoga Allah masih memberikan kita kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan di tahun depan, Amin.

Berikut ini adalah lagu dari Bimbo yang menceritakan kesedihan akan perginya ramadhan.

Setiap Habis Ramadhan

Setiap habis ramadhan
Hamba rindu lagi ramadhan
Saat -saat padat beribadah
Tak terhingga nilai mahalnya

Setiap habis ramadhan
Hamba cemas kalau tak sampai
umur hamba di tahun depan
berilah hamba kesempatan

Alangkah nikmat ibadah di bulan ramadhan
sekeluarga sekampung se negara
kaum muslimin dan muslimat sedunia
seluruhnya utuh dipersatukan
dalam memohon ridha Nya

Semoga bermanfaat

Haris Effendi

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home