M.Haris Effendi MSi: From Medan With Dreams

Selamat Datang di Blog Saya. Wadah tumpahan pikiran, renungan, dan rasa dari anak Medan yang insyaAllah sebentar lagi akan mencapai mimpinya menyandang gelar Doktor di bidang science education dari The University of Queensland Brisbane Australia. Silahkan anda membaca tulisan di blog ini semoga ada manfaat yang bisa anda petik darinya. Terimakasih

Friday, July 17, 2009

Personal Statement on Terrorist Attack

Today, I am an International student of Indonesia
in The University of Queensland, Brisbane Australia state that :

1. I condemn in the strongest terms the terrorist attack that occured in Jakarta, July 17 2009 causing some deaths and injuries regardless of their motivation.

2. I express my deep sympathy and condolences to the victims and to their family of this brutal accident .

3. I urge Indonesian Government to reinforce the law and to fight against all the doer immediately, and to help all the victims.

4. I reaffirm my consent to combat terrors by all means.

M.Haris Effendi
PhD Student of The University of Queensland
Brisbane - Australia

Wednesday, July 15, 2009

Kenangan Indah Tanah Air Ku

Sudah hampir delapan bulan aku berada di negeri orang. Hidup sendiri tanpa keluarga dan sanak family. Memenuhi semua kebutuhanku sendiri. Memasak, menyuci, belanja, semuanya kukerjakan sendiri. Susah...? Sulit...?

Ya begitulah yang kurasakan. Tapi itu hanya kurasakan pada masa-masa awal kedatanganku. Tapi kini...? Tidak lagi.........

Kalau aku kembali mengingat kepada masa-masa awal kedatanganku delapan bulan silam, aku ingin tertawa sendiri. Mengapa..? Karena aku sangat naif dan begitu lugunya dimata teman-temanku. Hari pertama aku menginjakkan kaki di Brisbane, teman-teman mengajakku mencari semangkok bakso pada suatu sore. Dan serta merta aku katakan .....ayok.... Tapi eh......mereka malah ketawa.....pasti menertawakan aku. Mereka katakan bapak kira ini di Indonesia yang setiap saat dengan mudahnya kita mendapatkan jajanan murah meriah dan uuenak semaunya? Nehi...ini Aussy man. Semuanya ada tempatnya dan penuh aturan.

Dilain waktu aku diajak teman pergi ke sebuah tempat. Lalu aku tanya, kita naik apa? Teman tadi menjawab.....naik bus pak. Saya tanya lagi.....emang jauh banget sampek pake bus segala? (dalam pikiranku kalau naik bus ya paling tidak jaraknya lumayan jauh). Eh.....mereka tertawa lagi. Ternyata disini.....angkutan massal yang ada ya hanya bus kota kuning milik pemerintah itu.

Lebih parahnya lagi.....kami harus berjalan kaki ke halte yang jaraknya lumayan.......dan ketika tiba di halte.....kami harus menantikan bus hampir lebih 30 menit........... dan setelah tiba semuanya sibuk pada ngantri (kayak bebek iklan yamaha ya).....dan ee......tahunya kami tidak dapat kursi......alias harus berdiri. bayarnya sama jatah kursinya kok gak sama......? Saya berpikir......beda banget ya dengan sistem angkutan dinegeriku......yang walaupun amburadul... tapi sangat bersahabat. Kita dapat panggil angkot dimana saja dan kapan saja bahkan didepan rumah.......kita bisa pilih angkot yang pasti punya kursi kosong.......tidak harus ngantri.....dan jika kita ingin cepat dan lebih privasi kita bisa naik ojek.......atau becak.

Ketika pulang kami sudah sangat kelelahan. Ingin sekali rasanya tubuh ini direbahkan. Tetapi apa nyana? Kami harus ngantri lagi......dan......hampir 1 jam. Bayangkan saya sebagai warga Indonesia yang selalu tahu cepat dan efektif......secara spontan nanya ke teman-teman....emang gak ada angkutan lain? mereka jawab ada Pak.....taksi.....tapi harus bayar mehel..... Saya tanya lagi......emang gak ada angkot.....atau ojek ya?...ha...ha...konyol banget. Mereka semua ikut tertawa. Begitulah kenyataan yang harus diterima oleh seseorang yang baru pertama kali ke luar negeri.....seperti saya......pada masa-masa awal kedatangan dulu.

Seorang teman berkata...memang begitu Pak, segalanya terasa asing dan sulit bagi new comer.....saya dulu juga merasakan hal yang sama seperti bapak alami. Tapi nanti.....setelah lewat 3 bulan.....setelah bapak selesai beradaptasi dengan kondisi disini...... setelah bapak dapat memahami system kehidupan disini,..... singkatnya setelah aura bapak bersatu dengan aura Brisbane.......barulah Bapak akan menemukan suatu kehidapan yang aman, damai, teratur.......dan indah.

Kini semua itu terbukti. Aku telah dapat beradaptsi dengan sistem kehidupan disini, aku telah berhasil menyatukan auraku dengan aura kota ini... aku baru merasakan hidup..... yang sebenarnya hidup. Beruntungnya lagi, aku diberi Allah teman-teman dekat yang perhatian padaku, yang selalu mengajakku kepada kebaikan, memberiku suasana dan lingkungan yang bersahabat dan saling tolong menolong (bagi yang mau.......)

Namun, aku merasa ada sesuatu yang sangat kurindukan di dalam hati kecilku. Ada sesuatu yang hilang dari anganku......yang mana sesuatu itu telah tertanam sangat kuat didalam alam
bawah sadarku...dan tatkala itu bangkit......dapat membuat ku bersendu hati......dan meneteskan airmata. Apakah sesuatu itu?

Aku kadang teringat dengan kenangan indah akan tanah airku. Alamnya, hutannya, gunungnya, lautnya, pasar tradisionalnya, bau amis pasar ikannya, jengkolnya, petenya, belacannya, ikan kembung rebusnya, gado-gadonya, ojeknya, becaknya, pengemisnya, anak yatimnya, pengamennya, keruwetan stasiunnya, kemacetan jalannya, wajah-wajah susah rakyatnya ....dan yang paling kurindukan adalah suara azan dari corong mesjid, disamping wajah-wajah terkasih dalam hidupku yang takkan mungkin kulupakan.
Suatu kali pada acara pengajian, dihidangkan sayur lodeh.... teman makan lontong....spontan aku nyeletuk...wah lontongnya mana nih...? seorang teman berkata....gak boleh protes Pak, nanti kena denda (saya tahu teman ini pasti bercanda). tapi kerinduanku akan makanan tradisional yang satu ini...lontong....telah membuncah kembali alam bawah sadarku...akan kenangan Indonesia. Begitu juga...beberapa hari ini aku sering menonton siaran Metro TV melalui internet, seketika terdengar suara yang paling kurindukan....azan maghrib....serentak bulu roma ku meremang dan tanpa sadar aku mengikuti alunan suara indah muazzin sehingga mampu membuat mata ku berkaca-kaca.

Demikianlah, teramat banyak kenangan indah akan Indonesia yang tak dapat kulukiskan dengan kata-kata.......terlalu besar kecintaan ini akan diriMu..... wahai negeriku.......

Sehingga seperti yang tertulis dalam lagu nasional berikut ini, adalah sangat benar adanya :

Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
biarpun saya pergi jauh
tidakkan hilang dari kalbu

Tanah ku yang ku cintai
engkau kuhargai

Walaupun banyak negeri kujalani
yang masyhur permai dikata orang
tetapi kampung dan rumahku
disanalah ku merasa senang

tanah ku tak kulupakan
engkau kubanggakan


h a r i s - love you forever -



Wednesday, July 1, 2009

Nissan vs Nisan

Aku bahagia sekali setelah mengetahui bahwa visa anak dan istriku telah dikabulkan oleh kedutaan Australia yang berarti bahwa sebentar lagi kehidupanku disini akan lebih semarak dengan kehadiran orang-orang terkasih dalam hidupku.

Istriku selalu bertanya kepadaku dengan manjanya setiap kami chatting di dunia maya tentang bagaimana aku menjalani kehidupanku di sini, di negeri orang. Dia selalu ingin tahu tentang kegiatan study ku, kehidupan pribadiku termasuk makananku, keuanganku, teman-temanku, sampai kepada pekerjaan-pekerjaan yang jamak dilakukan oleh pelajar dan warga Indonesia disini. Aku selalu berusaha menjelaskan kepadanya hal-hal tersebut selengkap dan sejelas mungkin agar dia mengerti.

Suatu kali istriku bertanya, apakah aku masih ingat sholat, karena sering terjadi orang yang jauh dari keluarga lupa akan kewajibannya melaksanakan sholat. Aku katakan alhamdulillah bahwa aku masih ingat dan mempunyai kesempatan melaksanakan kewajibanku yang lima waktu itu disela-sela kesibukanku. Aku katakan bahwa bukan berarti karena aku jauh dari keluarga lantas aku melalaikan kewajibanku sebagai hamba Allah. Aku di utus pemerintah kesini juga karena izin dan ridho Allah semata.

Pembicaraan berlanjut dan kami pun sampai pada pembicaraan tentang harta. Istriku bergurau 'Pa, kapan kita punya Nissan (Nissan Terano mobil impian kami)? Aku jawab, InsyaAllah kalau tiba saatnya Allah akan menitipkannya pada kita. Istriku berkata bahwa banyak teman dan warga di Indonesia yang telah terlena akan harta sehingga membuat mereka lupa akan akhirat. Mereka rela melakukan apa saja termasuk korupsi, menyuap, menipu, dan melakukan kegiatan-kegiatan buruk lainnya untuk mendapatkan harta. Mereka lupa akan akhirat dimana segala amal perbuatan akan diperhitungkan dan tak ada kesempatan untuk mengelak. Mereka telah lupa pada Allah.

Aku katakan pada istriku semoga kita terhidar dari perbuatan buruk yang demikian. Kalaupun Allah mengizinkan kita menjadi orang berharta mari kita lakukan dengan cara yang halal, dengan kerja keras, dan usaha yang diridhoi Allah. Memiliki harta termasuk mobil bagus itu baik agar kita bisa menjadikannya alat untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, bukannya malah menjadi sebab turunnya laknat Allah pada pemiliknya. Kita harus ingat apa tujuan Allah menciptakan manusia, ya semata-mata untuk mengabdi dan menyembahnya, serta mengagungkan Asmanya.

Kita harus ingat bahwa sekaya apapun seseorang maka diujung sana telah menanti sebuah rumah impian, yang akan menjadi kediaman abadi bagi pemiliknya. Namun sayang, kenyamanan dan kenikmatan rumah itu tidak dapat dipesan dengan harta apalagi harta yang haram, namun hanya dapat diperoleh dengan amal dan ibadah semasa didunia. Itulah kematian, yang akan ditandai dengan sebuah Nisan (batu nisan). Batu itu adalah batu yang paling tidak disukai oleh semua orang didunia ini, namun tak seorangpun dapat menolak datangnya Nisan yang satu ini. Oleh karena itu janganlah kita tergila-gila pada Nissan dengan melupakan Nisan yang abadi.

Istriku berkata,'ah papa kok cerita mati sih". Aku katakan tidak ada salahnya untuk mengingat mati sebagai rem dalam kehidupan agar kita dapat berhenti sejenak, mereview kembali sejauh mana persiapan kita untuk mengejar Nisan yang abadi, dan jangan hanya mengejar Nissan impian yang mempunyai tenaga 4000cc itu.

Alhamdulillah istriku paham, dan diskusi kami tentang Nissan vs Nisan berakhir manis, dan semoga kami tetap berada dalam lindunganNya.

Memiliki Nissan boleh tapi jangan lupa pada Nisan dimana tempat peristirahatan terakhir bagi kita nanti. Amin

Semoga bermanfaat.

Hopping is dissappointing

Kala aku duduk seorang diri dipagi hari di teras rumah kos kami yang terletak di persimpangan Durham St dan Fred Schoonel Dr, menikmati hembusan angin musim dingin kota Brisbane, sambil menikmati sarapan pagi sebuah roti isi keju dan secangkir susu (ce..ileh kayak bule mana ya), aku tiba-tiba teringat kejadian lucu kemarin saat aku menantikan bus dihalte didekat rumah kami.

Di musim dingin ini aku selalu naik bus ke kampus UQ setiap hari karena dinginnya angin yang menusuk ke tulang sumsum jika berjalan, walaupun jaraknya hanya 1 km saja dari rumah kos ku. Kemarin, saat aku menantikan bus yang kutunggu-tunggu, aku merasa tidak sabar kerena bus yang kutunggu-tunggu belum juga muncul sementara aku harus segera kekampus secepatnya, padahal aku telah menunggu lebih dari 30 menit. Aku mulai merasa kecewa, dan sambil melihat jam aku mulai berpikir bagaimana jika aku berjalan saja ke kampus, dan seandainya aku telah berjalan sejak tadi maka aku pasti telah sampai di kampus ku. Otakku bekerja extra mempertimbangkan kedua pilihan, apakah aku tetap menunggu atau mulai berjalan. Kebimbangan menghampiriku untuk memilih satu diantara dua pilihan, dan sedetik kemudian, tanpa ada yang mengkomandoi kedua kakiku mulai bergerak meninggalkan halte tersebut, namun alangkah sayangnya baru berjalan kira-kira 100 m eh.. ternyata bus yang telah lama aku tunggu lewat disampingku dan meninggalkanku. aku kecewa sekali.....

Begitulah memang characternya sesuatu yang ditunggu, jika ditunggu maka akan terasa lama sekali datangnya dan membuat orang kecewa, namun jika tidak ditunggu maka tanpa disadari dia akan datang dengan sendirinya.

Kuncinya adalah berharap. Saat anda berharap akan sesuatu yang dinanti-nantikan akan terjadi pada diri dan hidup anda, maka bersiap-siaplah untuk kecewa dan tersiksa karenanya. Namun jika anda tidak berharap terlalu banyak, maka anda akan lebih siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi atas harapan itu. Dengan demikian anda tidak akan terlalu kecewa karenanya.

Mungkin itulah apa yang disebut ikhlas dan tawakkal. Manusia boleh berikhtiar dan berusaha untuk mencapai cita-cita apapun yang diinginkan, namun selayaknya kita jangan berharap bahwa keinginann kita itu pasti akan berhasil. Kita harus sadar bahwa masih ada kekuatan maha dahsyat yang menentukan segala sesuatu di muka bumi ini. Manusia boleh berencana namun Tuhan jualah penentu segalanya. Kita sebaiknya menyerahkan segala urusan keberhasilan usaha kita hanya kepada Nya (setelah ikhtiar yang maksimal), sehingga kita akan lebih tentram dan damai, jauh dari rasa kecewa dan gelisah. Tugas manusia hanyalah berusaha dan keputusan ada ditangan Nya.

Kedua adalah fokus. Mengapa aku meninggalkan halte bus setelah aku menanti disana lebih dari 30 menit? Jawabnya adalah aku kehilanagn fokus, aku tidak istiqamah. Jika aku mampu tetap fokus dengan tujuan dan niatku semula, yaitu ingin menumpangi bus ke kampus ku, maka segala penantian dan perhatian ku hanya akan terpusat kepada tujuan itu, tidak akan dapat bergeming oleh rayuan dan bujukan apapun. Namun ternyata aku kehilangan fokus. Niatku berubah karena merasa kecewa yang mana penantianku belum membuahkan hasil sesuai yang kuharapkan. Akibatnya adalah aku merasa jauh lebih kecewa lagi.

Kesimpulannya adalah, bahwa manusia hanyalah hamba yang memiliki tugas untuk berbuat yang terbaik didalam hidupnya. Sikap fokus dan istiqamah di dalam berusaha mutlak diperlukan sebagai syarat dalam mencapai keberhasilan. Keputusan keberhasilan ada ditangan Tuhan sebagai causa prima dalam hidup ini. Berharap akan sesuatu yang diinginkan boleh saja, namun harus diingat bahwa harapan dan kekecewaan adalan dua sisi mata uang yang memiliki peluang yang sama untuk muncul. Berharap yang berlebihan dapat melemparkan manusia kepada jurang takabur dan ujub akan dirinya, namun tatkala kekecewaan yang muncul maka dapat mengakibatkan keputus asaan. Dengan tidak terlalu berharap dan menyerahkan segala keputusan di tanganNya, maka manusia akan lebih sadar akan statusnya, terhindar dari stress dan kecewa, serta akan mendapatkan hati yang tenang dan damai.

Amin