M.Haris Effendi MSi: From Medan With Dreams

Selamat Datang di Blog Saya. Wadah tumpahan pikiran, renungan, dan rasa dari anak Medan yang insyaAllah sebentar lagi akan mencapai mimpinya menyandang gelar Doktor di bidang science education dari The University of Queensland Brisbane Australia. Silahkan anda membaca tulisan di blog ini semoga ada manfaat yang bisa anda petik darinya. Terimakasih

Wednesday, June 3, 2009

Response dan Attitudes terhadap Kritik

Kita mungkin sulit membedakan makna antara kata "critique" dan "criticize". Menurut Oxford Dictionary, kata criticize lebih bermakna kepada konotasi negatif dimana seseorang menyampaikan pendapat atau opininya lebih kepada hal-hal negatif atau hanya mencari-cari kekurangan dan kesalahan pihak lain.


Namun, masih dari sumber yang sama, kata critique lebih bermakna positif dimana seseorang menyampaikan opini dan pendapatnya tentang sesuatu hal dengan semangat membangun, ingin memperbaiki dan adanya balancing antara pembahasan aspek kelemahan dan kelebihan dari suatu pihak.

Sering kita tidak dapat membedakan antara kedua kata ini. Banyak penyebabnya sehingga kita sering terjebak kepada resistensi untuk menerima kritikan sebagai usaha untuk memperbaiki suatu keadaan, malahan kita sering memposisikan diri sebagai pihak yang disalahkan dan dizolimi. Padahal kalau kita mau mendengarkan pendapat orang lain dengan sedikit membuka diri dan lebih open-minded maka mungkin kita akan dapat menemukan mutiara terpendam didalam kritikan seseorang.

Faktor-faktor penentu sehingga kita sering terjebak kepada resistensi untuk menerima kritikan diantaranya, menurut hemat saya, adalah persepsi awal kita (cara pandang kita) terhadap kritikan tersebut dan mungkin juga terhadap sang penyampai kritik. Ketika seseorang mengusulkan sesuatu terhadap sebuah keadaan, pada saat itu nerve kita akan sangat dipengaruhi oleh persepsi awal kita terhadap masalah tersebut. Jika persepsi awal kita sesuai dengan kritikan tersebut maka mungkin kita akan senang hati menerimanya sehingga kita akan memberikan response dan attitudes yang sesuai, namun jika persepsi awal kita sudah berbeda maka tak ayal kadang2 kita menjadi pihak yang resisten. Maka tidak heran response dan attitudes orang terhadap kritikan akan berbeda-beda.


Coba lihat gambar yang saya attached diatas. Saya yakin semua orang akan memiliki persepsi yang berbeda terhadap gambar tsb. Kita mengatakan itu adalah gambar A karena cara pandang kita dipengaruhi oleh persepsi awal kita terhadap gambar A. Namun orang lain mengatakan itu adalah gambar B, dan yang lain lagi mengatakn itu adalah gabungan dari gambar A dan B.

Makanya, diskusi atau tukar pendapat untuk mencari titik temu antara pendapat yang berbeda-beda yang ketika muncul bisa menjadi perselisihan adalah wajib hukumnya. Padahal semua pendapat adalah bisa jadi benar. Selain itu jika kita mau lebih open-minded dan mencoba mendengarkan dan meresapi lebih dalam terhadap saran/ usul orang lain (critique) maka kita akan menemukan kebaikan dan mutiara terpendam didalamnya.


Sebagai analogy, coba lihat baik-baik sebuah gambar 3 dimensi diatas. Jika kita terjebak pada "narrow-minded" maka kita hanya akan melihat sebuah gambar teratur yang seragam dan tak bermakna. Namun jika kita mau mencoba focus dan lebih open-minded maka kita akan terkesima dengan apa yang sebenarnya ada didalam gambar tersebut. (cobalah melihat dengan focus pada gambar tsb). Gambar itu akan mengatakan sebuah kalimat dan simbol yang sangat manis kepada anda.

Memang, terkadang waktu dan cara penyampaian yang tidak pas juga dapat menyebabkan kita lebih resisten terhadap critique, diperparah lagi jika kita menilai siapa yang mengkritik. Namun jika kita memiliki semangat untuk membangun maka hal-hal tersebut seharusnya dapat kita minimalisir untuk memperoleh makna dari sebuah kritikan. Jangan lihat dari siapa sebuah kritikan berasal tapi resapi dan maknailah isi dari kritikan tersebut. Yang keluar dari diri seekor ayam bukan hanya (maaf) kotorannya tapi juga telurnya.

Resistensi terhadap kritikan juga bisa dipengaruhi oleh level of maturity dari seseorang. Orang yang lebih mature biasanya akan lebih open-minded dan aware terhadap response dan kritikan (walau tidak ada jamian), yang mungkin disebabkan karena (sekali lagi mungkin) tingkat ego yang sudah lebih menurun.

Demikian, semoga renungan ini bermanfaat bagi saya secara pribadi sehingga saya dapat memperbaiki response dan attitudes saya terhadap kritikan.

Dan semoga bermanfaat bagi para pembaca.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home