M.Haris Effendi MSi: From Medan With Dreams

Selamat Datang di Blog Saya. Wadah tumpahan pikiran, renungan, dan rasa dari anak Medan yang insyaAllah sebentar lagi akan mencapai mimpinya menyandang gelar Doktor di bidang science education dari The University of Queensland Brisbane Australia. Silahkan anda membaca tulisan di blog ini semoga ada manfaat yang bisa anda petik darinya. Terimakasih

Wednesday, June 3, 2009

TAQWA PASCA RAMADHAN

Asyhadu anla ilaa ha illallah, wa asyhadu anna muhammadarrasulullah La nabiya Ba’da.
Amma ba’du.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS. Al Baqarah : 183)

Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia dimana didalamnya diturunkan Al Quran dan malam Laitul Qadar yaitu sebuah malam yang lebih baik daripada seribu bulan (83 tahun). Selain itu Ramadhan adalah bulan Tarbiyah (pendidikan) bagi kaum muslimin dimana jika mereka melaksanakan semua perintah ibadah yang disyariatkan maka Insya Allah mereka akan mendapatkan sebutan “Laallakum Tattaqun”.

Taqwa tidak bisa diperoleh secara instan layaknya mie yang hanya diseduh dapat langsung dinikmati, namun taqwa hanya dapat diperoleh melalui usaha yang keras dan niat yang kuat untuk melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah.

Layaknya sebuah pendidikan/pelatihan maka agar pelatihan itu dapat terlaksana diperlukan in put , proses dan out put. Maka diawal Ramadhan yang menjadi syarat adalah input yang baik yaitu umat islam yang berniat sungguh-sungguh untuk mengikuti semua kegiatan pelatihan/ibadah, berikutnya adalah adanya proses pelatihan yang baik dan benar, sehingga ketika input masuk kedalam proses dan berproses didalamnya maka diharapkan diakhir pelatihan akan dihasilkan out put yang baik dan sesuai dengan target dari pelatihan dimaksud, yaitu hamba-hamba yang bertaqwa.
Jadi taqwa itu adalah target yang ingin dicapai dari proses pelatihan selama bulan Ramadhan dan itu nanti akan dibuktikan setelah proses pelatihan usai, yaitu bulan Syawal. Inya Allah kita semua akan mendapatkannya. Amin.

CIRI-CIRI ORANG TAQWA

Orang yang telah lulus dari pelatihan Ramadhan dan mendapat sebutan Taqwa itu memiliki beberapa ciri sbb :

1. Tingkat keimanannya meningkat dibanding hari-hari sebelumnya, baik secara bathin yaitu iman kepada Allah, hal gaib, Al Quran dan hari akhir, juga secara fisik yaitu mendirikan Shalat lebih rajin, menunaikan zakat/infaq/shadaqah lebih ikhlas dan lebih sering, membaca AL Quran lebih rajin dll, seperti terdapat dalam surat (Al Baqarah:2-4).

Kitab ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya akhirat. (Al Baqarah:2-4)

Ciri peningkatan iman yang lain dijelaskan dalam surat Al AnFaal : 2-4 sbb :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka , dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki yang mulia. (QS. Al An Faal : 2-4)

2. Tawadhu’ (rendah hati)

Tawadhu’ atau rendah hati merupakan kesempurnaan ketaqwaan seseorang, ia tidak sombong ataupun angkuh atas apa yang diberikan Allah kepada nya, dia penyayang, pemaaf dan tidak membalas perbuatan buruk orang dengan keburukan namun dengan kebaikan.

Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata keselamatan (Al Furqaan : 63).

Allah sangat membenci orang-orang yang sombong :

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung (Al Israa’ :37).

3. Qana’ah

Qanaah yaitu sikap Menerima atau mencukupkan apa adanya nikmat yang diberikan Allah kepadanya, dia tidak mengumpat apalagi mencela rezki yang diperolehnya, tidak merasa kurang dan tidak takut akan kekurangan rizki, namun hanya selalu mensyukuri segala nikmat Allah yang ada. Dia yakin bahwa Allah akan selalu mencukupi kebutuhan semua hambaNYa.

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya..... (QS Huud :6).

Dengan sikap Qannah maka hati akan lebih tenang dan terhindar dari penyakit hati hasad, dengki dan iri. Dia tidak memandang iri kepada orang lain karena hartanya namun karena taqwanya. Karena semua orang akan dapat memiliki harta/pangkat dan jabatan yang sama jika diberi kesempatan yang sama, namun tidak semua orang akan dapat memiliki ketaqwaan yang sama walaupun diberi kesempatan yang sama. Oleh karena itu mari kita qanaah pada hal-hal duniawi namun merasa selalu kurang pada hal-hal ukhrawi.

4. Wara’

Wara’ adalah sikap selalu menjaga dan menghindarkan diri dari perbuatan dosa. Dengan sikap ini seorang yang bertaqwa akan takut untuk melakukan dosa karena ia selalu merasa di pantau dan diawasi oleh Allah. Karena Allah itu sangat dekat dan memantau segala perbuatan hambanya. Orang seperti ini telah memiliki sifat Ikhsan.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka , bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Al Baqarah : 186).


Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
(QS Al ‘Alaq : 14).

5. Yakin

Keyakinan yang dimiliki oleh orang yang bertaqwa ada beberapa jenis :
a. Ia yakin bahwa Allah akan menepati janjiNya untuk menolong orang yang bertakwa yaitu orang yang menolong menegakkan Agama Allah.

Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (QS. Muhammad : 7).

b. Ia yakin bahwa usahanya tidak sia-sia dan pasti akan dibalas dengan surga.


Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah memberikan kepada kami tempat ini sedang kami menempati tempat dalam syurga di mana saja yang kami kehendaki; maka syurga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal" (QS Azzumar : 74).

KEUNTUNGAN ORANG TAQWA

Adapun orang yang bertaqwa itu dijanjikan Allah mendapat keuntungan yaitu :

Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki yang mulia (QS Al An Faal : 4).

Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada ALlah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan . Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar (QS Al An Faal : 29).

Hai orang-orang yang beriman , bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al Hadiid : 28).

....... Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan nya (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS Ath Thalaaq : 2-3).

Jadi dapat diringkas bahwa keuntungan orang bertaqwa adalah sbb :

1. Mendapat peningkatan derajat.
2. Mendapat ampunan dosa dan kesalahannya.
3. Mendapatkan furqaan, ia dapat membedakan antara yang hak dan bathil dan diberi kekuatan untuk menegakkannya
4. Mendapat kasih sayang Allah di dunia dan di Akhirat
5. Mendapat cahaya dari Allah dalam kehidupan
6. Diberi jalan keluar bagi urusannya
7. Mendapat rizky dari sumber yang tidak disangka-sangka

CARA MENJAGA KETAQWAAN (5M)

1. Mu’ahadah

Selalu mengingat janji kita dengan Allah ketika Allah meniupkan ruh kedalam rahim ibu kita.

....."Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul , kami menjadi saksi"......
(QS Al A’raaf : 172),...

2. Murokobah

Selalu merasa dekat dengan Allah baik dalam ketaatan maupun saat kita terjebak dengan dosa dan kemaksiatan.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka , bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Al Baqarah : 186).

3. Muhasabah

Umar bin Khattab mengatakan : “Hisablah dirimu sebelum Allah menghisabmu”. Khalifah Umar bin Kahttab selalu menghisab dirinya sebelum tidur malam.
Maknanya kita harus selalu introspeksi diri, menghitung kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dan berusaha menggantinya dengan perbuatan baik.

"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu"
(QS Al Israa’ : 14).

4. Membuat planning/rencana kegiatan ibadah

Kita adalah hamba yang taklif, telah diberi beban untuk beribadah hanya kepada allah

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (QS Ad Dzariyaat : 56).

Oleh karena itu agar kita dapat melaksanakan ibadah kepada Allah SWT maka kita harus sadar bahwa kita diciptakan bukan tanpa tujuan, namun untuk menyembah Allah. Tetapi godaan setan sangat kuat sehingga sebagian kita malas untuk beribadah. Agar diri kita mudah beribadah maka kita perlu membuat rencana kegiatan ibadah.

Hal ini dimaksudkan agar kita memaksa diri kita untuk beribadah, baik setiap hari/minggu/bulan. Lalu kita berusaha untuk melaksanakannya dengan baik. Dengan cara demikian kita memiliki kontrol terhadap diri kita pada awalnya, dan diharapkan selanjutnya ibadah tersebut dapat menjadi kebiasaan dan kebutuhan hidup kita. Contoh : membaca Al Quran 1 lembar/hari, sholat berjamaah 2 kali/ hari, dsb.

5. Mu’aqobah (sanksi)

Jika kita telah memiliki rencana kegiatan ibadah rutin terjadwal maka Insya Allah diri kita tidak lagi malas melaksanakannya. Namun jika kita terpaksa meninggalkannya maka kita harus membuat sanksi atau hukuman kepada diri kita sendiri. Hukuman ini jangan bersifat menyiksa namun harus bersifat mendidik dan kalau bisa menambah ibadah kita.
Contoh : jika kita telah merencanakan untuk membaca Quran 1 lembar /hari namun suatu ketika tidak terlaksana maka kita bisa mendenda diri kita dengan puasa senin/kamis, atau bersedekah ataupun yang lainnya.

Dengan memiliki dan memahami ke lima cara ini maka Insya Allah ketaqwaan kita yang telah mulai tumbuh dimasa Ramadhan dapat kita pelihara dengan baik.

Jazakumullahu khairon katsiron, Akhirul kalam
Assalamualaikum Wr Wb.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home