M.Haris Effendi MSi: From Medan With Dreams

Selamat Datang di Blog Saya. Wadah tumpahan pikiran, renungan, dan rasa dari anak Medan yang insyaAllah sebentar lagi akan mencapai mimpinya menyandang gelar Doktor di bidang science education dari The University of Queensland Brisbane Australia. Silahkan anda membaca tulisan di blog ini semoga ada manfaat yang bisa anda petik darinya. Terimakasih

Wednesday, July 1, 2009

Hopping is dissappointing

Kala aku duduk seorang diri dipagi hari di teras rumah kos kami yang terletak di persimpangan Durham St dan Fred Schoonel Dr, menikmati hembusan angin musim dingin kota Brisbane, sambil menikmati sarapan pagi sebuah roti isi keju dan secangkir susu (ce..ileh kayak bule mana ya), aku tiba-tiba teringat kejadian lucu kemarin saat aku menantikan bus dihalte didekat rumah kami.

Di musim dingin ini aku selalu naik bus ke kampus UQ setiap hari karena dinginnya angin yang menusuk ke tulang sumsum jika berjalan, walaupun jaraknya hanya 1 km saja dari rumah kos ku. Kemarin, saat aku menantikan bus yang kutunggu-tunggu, aku merasa tidak sabar kerena bus yang kutunggu-tunggu belum juga muncul sementara aku harus segera kekampus secepatnya, padahal aku telah menunggu lebih dari 30 menit. Aku mulai merasa kecewa, dan sambil melihat jam aku mulai berpikir bagaimana jika aku berjalan saja ke kampus, dan seandainya aku telah berjalan sejak tadi maka aku pasti telah sampai di kampus ku. Otakku bekerja extra mempertimbangkan kedua pilihan, apakah aku tetap menunggu atau mulai berjalan. Kebimbangan menghampiriku untuk memilih satu diantara dua pilihan, dan sedetik kemudian, tanpa ada yang mengkomandoi kedua kakiku mulai bergerak meninggalkan halte tersebut, namun alangkah sayangnya baru berjalan kira-kira 100 m eh.. ternyata bus yang telah lama aku tunggu lewat disampingku dan meninggalkanku. aku kecewa sekali.....

Begitulah memang characternya sesuatu yang ditunggu, jika ditunggu maka akan terasa lama sekali datangnya dan membuat orang kecewa, namun jika tidak ditunggu maka tanpa disadari dia akan datang dengan sendirinya.

Kuncinya adalah berharap. Saat anda berharap akan sesuatu yang dinanti-nantikan akan terjadi pada diri dan hidup anda, maka bersiap-siaplah untuk kecewa dan tersiksa karenanya. Namun jika anda tidak berharap terlalu banyak, maka anda akan lebih siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi atas harapan itu. Dengan demikian anda tidak akan terlalu kecewa karenanya.

Mungkin itulah apa yang disebut ikhlas dan tawakkal. Manusia boleh berikhtiar dan berusaha untuk mencapai cita-cita apapun yang diinginkan, namun selayaknya kita jangan berharap bahwa keinginann kita itu pasti akan berhasil. Kita harus sadar bahwa masih ada kekuatan maha dahsyat yang menentukan segala sesuatu di muka bumi ini. Manusia boleh berencana namun Tuhan jualah penentu segalanya. Kita sebaiknya menyerahkan segala urusan keberhasilan usaha kita hanya kepada Nya (setelah ikhtiar yang maksimal), sehingga kita akan lebih tentram dan damai, jauh dari rasa kecewa dan gelisah. Tugas manusia hanyalah berusaha dan keputusan ada ditangan Nya.

Kedua adalah fokus. Mengapa aku meninggalkan halte bus setelah aku menanti disana lebih dari 30 menit? Jawabnya adalah aku kehilanagn fokus, aku tidak istiqamah. Jika aku mampu tetap fokus dengan tujuan dan niatku semula, yaitu ingin menumpangi bus ke kampus ku, maka segala penantian dan perhatian ku hanya akan terpusat kepada tujuan itu, tidak akan dapat bergeming oleh rayuan dan bujukan apapun. Namun ternyata aku kehilangan fokus. Niatku berubah karena merasa kecewa yang mana penantianku belum membuahkan hasil sesuai yang kuharapkan. Akibatnya adalah aku merasa jauh lebih kecewa lagi.

Kesimpulannya adalah, bahwa manusia hanyalah hamba yang memiliki tugas untuk berbuat yang terbaik didalam hidupnya. Sikap fokus dan istiqamah di dalam berusaha mutlak diperlukan sebagai syarat dalam mencapai keberhasilan. Keputusan keberhasilan ada ditangan Tuhan sebagai causa prima dalam hidup ini. Berharap akan sesuatu yang diinginkan boleh saja, namun harus diingat bahwa harapan dan kekecewaan adalan dua sisi mata uang yang memiliki peluang yang sama untuk muncul. Berharap yang berlebihan dapat melemparkan manusia kepada jurang takabur dan ujub akan dirinya, namun tatkala kekecewaan yang muncul maka dapat mengakibatkan keputus asaan. Dengan tidak terlalu berharap dan menyerahkan segala keputusan di tanganNya, maka manusia akan lebih sadar akan statusnya, terhindar dari stress dan kecewa, serta akan mendapatkan hati yang tenang dan damai.

Amin

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home